E. PENGUJIAN
PERANGKAT LUNAK BERORIENTASI OBJEK
Perangkat
lunak berorientasi objek berbeda dari perangkat lunak procedural (konvensional)
dalam hal analisis, perancangan, struktur dan teknik-teknik
pengembangannya. Bahasa pemrograman berorientasi objek mempunyai ciri-ciri
adanya pembungkusan (encapsulation), keanekaragaman (polymorphism), dan
pewarisan (inheritance) yang membutuhkan dukungan pengujian tertentu. Fokus
pengujian perangkat lunak berorientasi objek dimulai pada hasil analisisnya,
dilanjutkan pada hasil perancangannya, dan diakhir pada hasil pemrogramannya
(Rochimah, 1997).
1.
Model Uji (Test Model)
Berbagai model pengujian perangkat
lunak berorientasi objek diusulkan oleh para peneliti. Setiap model mempunyai
konstruksi atau aturan yang menjadi dasar dalam langkah-langkah pengujian.
Dalam pengujian class, Siegel (1996) mendefinisikan tiga model fungsional yang
digambarkan dalam struktur objek model pengujian dalam gambar 1 berikut ini :
2.
State-Transition Model
Transisi dalam pengujian
method (operasi) suatu class menunjukkan konsep perilaku class. Setiap method
dalam class mengekspresikan beberapa elemen dari keseluruhan perilaku class.
Dalam beberapa metoda perancangan berorientasi objek menggunakan model
State-Transition untuk merepresentasikan perilaku class. State (Status)
suatu objek adalah kombinasi dari semua nilai atribut. Pada saat tertentu,
status bersifat statik. Untuk model dinamik objek, perlu
ditambahkan transisi dari satu status ke status lainnya dan terjadilah suatu
aksi. Model ‘transisi-status’ digambarkan dengan grafik, dimana simpul
menyatakan status dan busur menyatakan transisi.
Boris Beizer memberikan beberapa aturan untuk pengecekan model
“Transisi-status”, yaitu :
a)
Verifikasi bahwa
status telah merepresentasikan himpunan satus dengan benar
b)
Cel model untuk semua
kemungkinan event suatu class, yaitu transisi dari setiap status untuk setiap
method dalam class dan cek spesifikasi perancangannya
c)
Cek terhadap
ketetapan satu tansisi untuk setiap kombinasi “eventstate”. Lakukan pengecekan,
misal dengan representasi matriks sebagai kombinasi kemungkinan status dan
event
d) Cek status yang tidak terjangkau dan status mati,
dimana pada status tersebut tidak ada lintasan atau transisi
e)
Cek aksi yang
tidak benar(invalid), termasuk method (operasi) yang tidak ada atau method yang
tidak sesuai dengan kebutuhan selama transisi.
3.
Rencana Uji (Test Plan)
Perancangan pengujian dilakukan dengan
menyiapkan standarstandar yang harus dipenuhi dalam proses pengujian. Jika
tidak sesuai dengan standar, maka proses pengujian telah menemukan kesalahan.
Standar-standar tersebut harus terdokumentasi dengan baik. Kasus uji terdiri
atas sekumpulan masukan untuk pengujian, sekumpulan kondisi yang harus
dieksekusi dan hasil yang diharapkan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
4. Teknik Pengujian Berbasis
Status (State-based testing / SBT)
Pengujian berbasis status adalah bentuk implementasi pengujian
class. Hal utama dalam SBT adalah pengujian nilai yang disimpan dalam suatu
objek pada suatu saat. Nilai tersebut merepresentasikan status dari suatu
objek. SBT juga melakukan validasi interaksi yang terjadi antara transisi dan
status suatu objek. StateChart dapat digunakan untuk membantu dalam SBT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar